Buka Muktamar Rifaiyah di Batang, Zulkifli Hasan Pamer Janda Cantik Desi Ratnasari
BATANG, - Bertempat di Halaman GOR INDOOR Abirawa Kabupaten Batang menjadi saksi dari momen bersejarah saat Organisasi Kemasyarakatan dan Keagamaan Rifa'iyah menggelar Muktamar Nasional ke-10 dengan tema "Bersatu untuk Kejayaan Bangsa" pada Sabtu (23/9/2023).
Acara yang prestisius ini memancarkan semangat persatuan dan kekompakan dalam upaya mengangkat martabat bangsa Indonesia.
Muktamar ke-10 Rifa'iyah ini dibuka secara resmi oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan, yang disambut antusias oleh lebih dari 18 ribu jemaah Rifa'iyah yang telah berkumpul sejak pagi hari.
Baca juga:
Fatin Shidqia - Aku Memilih Setia
|
Muktamar ini dihiasi oleh suara merdu rebana, selawat nabi, dan pembacaan ayat suci Al-Qur'an, menciptakan atmosfer yang khidmat dan penuh semangat keagamaan.
Dalam sambutannya, Menteri Zulkifli Hasan tak hanya membawa pesan kebangsaan, tetapi juga memperkenalkan sosok istimewa yang turut hadir dalam acara ini, Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Jawa Barat, Desi Ratnasari, yang disebutnya sebagai "janda cantik."
"Saya kesini ditemani beberapa teman dan tokoh, ada Pak Arsul Sani dari MPR RI juga ada yang sudah tak asing lagi, Desi Ratnasari. Silahkan nanti yang mau foto-foto ya! Desi silahkan berdiri, " ujar Zulkifli Hasan.
Tidak hanya Desi Ratnasari yang turut menghadiri Muktamar ini, namun Zulkifli Hasan juga didampingi oleh beberapa Caleg PAN dari berbagai daerah, seperti Boyolali, Semarang, Pekalongan, dan Batang.
Turut hadir pula politisi dari PKB, Bisri Romli, serta Pj Bupati Batang, Dwi Lani Rejeki, dan sejumlah tokoh lainnya.
Selain pamer kadernya, dalam pidatonya Zulkifli Hasan juga menggambarkan pentingnya peran Rifa'iyah sebagai organisasi Islam terbesar ketiga di Indonesia setelah NU dan Muhammadiyah.
Ia berharap agar Rifa'iyah dapat berperan aktif dalam berbagai aspek, seperti pendidikan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Dunia saat ini mengalami pergeseran kekuatan ekonomi. Amerika dan beberapa negara Eropa bukan lagi penguasa ekonomi, melainkan negara-negara di Asia, termasuk Tiongkok, Timur Tengah, dan India. Ini adalah kesempatan emas bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh bersama negara-negara Asia lainnya. Rifa'iyah, dengan lembaga pendidikan yang dimilikinya, dapat mengajari generasi muda kita tentang berdagang sejak dini, membangun usaha kecil, dan UMKM. Pemerintah siap memberikan dukungan dan bantuan hingga Rp20 Juta per warung, " tuturnya.
Zulkifli Hasan juga menyoroti fenomena perubahan dalam perkembangan agama Islam di dunia, termasuk di Amerika dan Eropa. Ia mencatat bahwa Amerika dan Eropa kini semakin tertarik dengan Islam, sementara di beberapa negara Timur Tengah, seperti Arab Saudi dan Qatar, nilai-nilai agama mengalami pergeseran.
"Di Jedah, Arab, bahkan pantainya sudah mirip dengan Kuta Bali, tidak ada orang yang mengenakan hijab di sana. Kami masih bersyukur bahwa di Indonesia, agama dan ekonomi masih berdampingan tanpa konflik, " tambahnya.
Selain membahas isu-isu global, Zulkifli Hasan juga menegaskan pentingnya dunia pendidikan. Ia menyoroti peran besar KH Ahmad Rifa'i, tokoh sentral dalam sejarah perjuangan Indonesia.yang berdampak besar pada perkembangan Indonesia.
Baca juga:
Keisya Levronka - Tak Ingin Usai
|
"Kontribusi yang diberikan oleh KH Ahmad Rifa'i dan organisasinya terhadap perjuangan dan pendidikan di Indonesia adalah sesuatu yang tak terlupakan. Pada tahun 2004, KH Ahmad Rifa'i diakui sebagai pahlawan nasional, penghargaan yang semakin memperkuat warisan luar biasa yang ia tinggalkan, " jelasnya.
Zulkifli Hasan berharap agar generasi emas dapat muncul dari kalangan jemaah Rifa'iyah, menjadi pengusaha cerdas, dan memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara.
Muktamar ke-10 Rifa'iyah juga mencerminkan betapa besar pengaruh organisasi ini, yang telah menyebar dari Pulau Jawa hingga ke luar Jawa, bahkan ke luar negeri. Dengan semangat persatuan dan tekad untuk mencapai kejayaan bangsa, Rifa'iyah terus berperan dalam memajukan Indonesia.
Muktamar ini diharapkan bukan hanya sebagai pertemuan rutin, tetapi juga sebagai sumber inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berjuang dan berkarya, mengikuti jejak tokoh besar seperti KH Ahmad Rifa'i yang telah memberikan contoh nyata dalam perjuangan dan pendidikan di Indonesia.
Semangat persatuan yang memenuhi Muktamar ke-10 Rifa'iyah menunjukkan bahwa bersama-sama, bangsa Indonesia dapat mencapai kejayaan yang lebih besar
AdamBatang