BATANG, - Organisasi Kemasyarakatan sekaligus Organisasi Keagamaan Rifa'iyah menggelar Muktamar Nasional ke-10 yang mengambil tema "Bersatu untuk Kejayaan Bangsa" di Halaman GOR INDOOR Kabupaten Batang, Sabtu (23/9/2023).
Muktamar prestisius ini menjadi saksi dari kekompakan dan semangat persatuan dalam mengejar kejayaan bangsa Indonesia.
Baca juga:
MUI Batang Apresiasi Sinergi TNI POLRI
|
Muktamar ke-10 Rifa'iyah dibuka langsung oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia Zulkifli Hasan (Zulhas), yang dihadiri 18 ribu jemaah Rifa'iyah yang telah menunggu sejak pagi hari.
Mereka menyambut Menteri Perdagangan dengan penuh kegembiraan, diiringi oleh suara merdu rebana, selawat nabi, dan pembacaan ayat suci Al-Qur'an.
Dalam sambutannya, Zulkifli Hasan mengucapkan terima kasih dan menyampaikan pesan atas nama pemerintah pusat.
"Hari ini saya pribadi dan mewakili Pemerintah Pusat dengan bangga membuka Muktamar Ke-10 Rifa'iyah di Kabupaten Batang. Pemerintah mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga atas jasa-jasa guru kita, KH Ahmad Rifa'i, yang luar biasa dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia, " ujarnya.
KH Ahmad Rifa'i kata Ketum PAN ini, adalah tokoh sentral dalam sejarah perjuangan Indonesia.
Organisasi Rifa'iyah yang dipimpin olehnya telah ada sejak abad ke-19, dan perjuangannya melawan penjajah Belanda serta penyebaran ajaran Rifa'iyah kepada jemaahnya telah berdampak besar pada perkembangan Indonesia.
"Apa yang dilakukan oleh KH Ahmad Rifa'i pada masanya sangat luar biasa dan menjadi contoh yang sangat baik bagi kita semua. Kontribusi beliau dan organisasinya terhadap perjuangan dan pendidikan di Indonesia tak terlupakan, " lanjutnya.
Pada tahun 2004, KH Ahmad Rifa'i diakui sebagai pahlawan nasional, sebuah penghargaan yang semakin mengukuhkan warisan luar biasa yang ia tinggalkan.
"Untuk jemaah Rifa'iyah yang hadir di sini, semoga generasi emas muncul dari kalangan Anda, menjadi pengusaha yang cerdas, dan memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara, " tambahnya.
Salah satu keturunan KH Ahmad Rifa'i, Iskandar Rifai, yang merupakan generasi keempat dari keluarga ini, juga hadir dalam Muktamar Ke-10 Rifa'iyah.
Iskandar Rifai menyampaikan pentingnya menjaga nama baik keluarga dan pelestarian makam Mbah Rifai.
"Kami, sebagai keturunan keluarga dari Tondano Sulawesi, bertanggung jawab untuk menjaga makam Mbah Rifai agar selalu bersih dan terjaga dengan baik. Ini adalah bagian dari dedikasi kami terhadap warisan keluarga dan sejarah besar Indonesia, " ujar Iskandar Rifai dengan bangga.Dengan semangat persatuan dan kejayaan bangsa sebagai moto, Rifa'iyah terus berkontribusi untuk kemajuan negara Indonesia.
Muktamar ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang pertemuan, tetapi juga sebagai wadah inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berjuang dan berkarya demi kejayaan bangsa, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh tokoh besar seperti KH Ahmad Rifa'i
AdamBatang