BATANG, – Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Batang-Pekalongan, Achmad Ujianto, mengungkapkan kekecewaannya terhadap langkah manajemen Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) yang dinilai tidak memprioritaskan warga Kabupaten Batang yang sedang terdampak bencana banjir dan longsor.
Ungkapan ini muncul setelah KITB memamerkan dokumentasi kegiatan bantuan evakuasi di Kabupaten Kendal.
"Loooh kok malah ke Kendal? lah warga Gringsing yang terdampak saja gak dibantu. Jadinya KITB ini lebih mirip KITK, ya. Wong Batang Atas dan Batang Barat juga sedang banyak bencana, perlu bantuan, " ujar Achmad Ujianto yang akrab disapa Uje, Selasa (21/1/2025).
Pihak Humas KITB sendiri menyatakan bahwa bantuan di Kendal dilakukan atas dasar kemanusiaan.
"Alhamdulillah, sama-sama peduli. Yang penting kita saling membantu. KITB pasti membantu dengan tenaga yang kami punya, " ujar Corporate Communications Manager KITB, Tanya Liwail Chamdy.
Namun, Uje menilai bahwa langkah tersebut tidak menunjukkan prioritas terhadap warga Batang. Ia mempertanyakan komitmen KITB yang seharusnya mengutamakan bantuan bagi masyarakat sekitar lokasi kawasan industri.
"Ini memang atas dasar kemanusiaan, tapi cek wilayah Batang dulu dong. Prioritas lokal dulu baru ke luar. Pesanan siapa ini KITB berjibaku di Kendal? Ingat, warga terdampak KITB selama ini hanya menerima dampak limbah dan bencana akibat bahan mentah yang dibawa ke kawasan PSN, " tegasnya.
Kritik terhadap KITB bukan tanpa alasan. Menurut Uje, selama ini warga di sekitar kawasan industri sudah cukup menanggung dampak negatif dari aktivitas perusahaan.
Dengan adanya bencana di Batang, ia menilai seharusnya bantuan lebih difokuskan untuk warga sekitar terlebih dahulu.
"Gak kerjaan, gak bantuan. Masak yang diprioritaskan selalu luar daerah? Inisiatif siapa itu rescue prioritas ke luar?" tanya Uje.
Ia juga menekankan bahwa keterlibatan perusahaan seperti KITB sangat penting untuk menciptakan hubungan baik dengan masyarakat sekitar.
"Kalau ada bencana seperti ini, saatnya perusahaan menunjukkan tanggung jawab sosialnya. Jangan sampai masyarakat merasa hanya menerima dampak buruk tanpa ada kontribusi nyata dari perusahaan, " tambahnya.
Saat ini, Kabupaten Batang tengah menghadapi serangkaian bencana alam. Beberapa wilayah mengalami longsor, banjir, hingga jembatan yang terputus. Penjabat Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, langsung turun ke lapangan untuk meninjau dampak bencana dan mencari solusi cepat.
"Kami sudah meninjau Jembatan Kali Belo di Kecamatan Tersono. Jembatan ini adalah satu-satunya akses masyarakat untuk ke sekolah, pasar, kantor, dan aktivitas lainnya. Dengan putusnya jembatan ini, akses masyarakat terhenti. Kalau pun harus memutar, harus lewat Desa Kebumen hingga Desa Surodadi, yang akhirnya menyebabkan kemacetan, " jelas Lani, Selasa (21/1/2025).
Sebagai solusi sementara, Pemkab Batang berencana membangun jembatan darurat menggunakan jembatan belly dari Provinsi Jawa Tengah.
"Saya sudah koordinasi dengan Kepala Dinas PUPR Provinsi untuk meminjam jembatan tersebut. Besok, DPU PR Kabupaten Batang akan mengambil besi-besi itu untuk membangun jembatan darurat. Setidaknya, akses bagi sepeda motor bisa kembali normal meskipun mobil belum bisa lewat, " tambahnya.
Selain itu, Jembatan Gantung Merah Putih yang menghubungkan Desa Kranggan dan Desa Kebumen juga mengalami kerusakan pada pondasinya. Untuk mencegah kerusakan lebih parah, Pemkab Batang akan memasang bronjong kawat.
"Kami akan memasang bronjong kawat untuk menahan tanah agar tidak tergerus lebih parah. Setelah itu, arus sungai akan dialihkan agar kami bisa memperbaiki pondasi yang rusak, " jelas Lani.
Bencana yang melanda Batang pada Senin malam (20/1/2025) tidak hanya menyebabkan jembatan putus, tetapi juga longsor, banjir bandang, pohon tumbang, dan jalan terputus. Pemkab Batang masih berfokus pada langkah-langkah darurat untuk mengatasi dampak bencana tersebut.
"Kami belum menghitung kerugian secara materi karena prioritas saat ini adalah penanganan sementara. Jalan, jembatan, dan sarana umum lainnya harus segera diperbaiki agar masyarakat dapat beraktivitas kembali. Sampai hari ini, semoga tidak ada korban jiwa, " ujar Lani.
Pemkab Batang juga telah menyiapkan tempat pengungsian dan dapur umum di sejumlah titik.
"Kami menyiapkan tempat pengungsian seperti masjid, mushola, sekolah, dan balai desa. Dapur umum juga sudah didirikan untuk membantu masyarakat yang rumahnya terdampak banjir, seperti di Kelurahan Karangasem Utara, " pungkasnya.
Dengan situasi ini, banyak pihak mendesak agar KITB segera menunjukkan langkah nyata untuk membantu penanganan bencana di Batang. Sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dinilai sangat penting untuk mengatasi dampak bencana secara cepat dan efektif.
Paman Adam